Dalam dunia
kerja yang dibutuhkan tidak hanya kepandaian akademik/teknis saja, namun juga
non akademik. Di sekolah kita lebih diajarkan mengenai kemampuan akademik saja,
sedangkan kemampuan non akademik kita tidak begitu diperhatikan. Sedangkan
nantinya ketika kita berada di dunia kerja selain mampu dalam menyelesaikan
tugas sesuai dengan kemampuan, kita juga harus mampu beadaptasi dengan baik di
dunia kerja.
Kemampuan
akademik/teknis disebut juga hardskill, sedangkan kemampuan non akademik
disebut softskill. Hard skills merupakan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya.
Sedangkan softskill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya
sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara
maksimal. Contoh kemampuan hardskill adalah keterampilan teknis seperti
keuangan, komputer, kualitas, atau keterampilan perakitan.
Hardskill
dapat dilihat/diukur dari riwayat pendidikan. Sedangkan softskill dapat dilihat
dari pengalaman dalam berorganisasi. Contoh softskill adalah pribadi dan
perilaku interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia
misalnya, pelatihan, pembentukan tim, pengambilan keputusan, inisiatif. Contoh
lain dari keterampilan-keterampilan yang dimasukkan dalam kategori soft skills
adalah integritas, motivasi, etika, kerja sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan
belajar, komitmen, mendengarkan, tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur,
berargumen logis, tahan banting, kompetisi, ulet, dan lainnya.
Keterampilan-keterampilan tersebut umumnya berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat.
Sifat soft
skills meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan
sikap. Sifat ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Tapi,
sifat ini dapat berubah jika individu tersebut mau mengubahnya dengan cara
berlatih membiasakan diri. Softskill dibagi menjadi dua, yaitu intrapersonal
skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan
seseorang dalam ”mengatur” diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya
dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang mulai berhubungan dengan orang lain.
Sedangkan interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan
dalam berhubungan dengan orang lain. Secara rinci keterampilan tersebut adalah
: Intrapersonal Skill :
- Transformasi karakter
- Transformasi keyakinan
- Manajemen perubahan
- Manajemen stres
- Manajemen waktu
- Proses berfikir kreatif
- Tujuan pengaturan & tujuan hidup
- Dipercepat belajar teknik
- Percaya Diri
- Penilaian sifat, diri & preferensi
- Kesadaran emosional
- Kontrol diri
- Kelayakan
- Proaktif
Interpersonal Skill :
- Keterampilan komunikasi
- Keterampila motivasi
- Keterampilan kepemimpinan
- Keterampilan self-marketing
- Keterampilan negosiasi
- Keterampilan presentasi
- Keterampilan berbicara di publik
- Kesadaran politik
- Memanfaatkan keragaman
- Orientasi pelayanan
- Empati
- Manajemen konflik
- Kerjasama tim
- Sinergi
Dewasa ini
kebanyakan perusahaan dalam perekrutan pegawai mensyaratkan paduan antara
hardskill dengan softskill. Perusahaan menganggap bahwa percuma jika hardskill
saja yang bagus namun softskillnya tidak. Saat perekrutan karyawan, perusahaan
cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard
skillnya lebih rendah. Alasannya sederhana, yaitu memberikan pelatihan
keterampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian
muncul tren dalam strategi rekrutasi, yaitu ”Recruit for Attitude, Train for
Skill“. Pada perekrutan karyawan, kemampuan teknis dan akademis (hard skill)
lebih mudah diseleksi, dan dapat diketahui pada daftar riwayat hidup,
pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan
untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan
wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100%
benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in
the right place’. Umumnya kelemahan di softskill berupa karakter yang melekat
pada diri seseorang.
Kemampuan ini
bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Salah satu cara
mengubahnya melalui learning by doing. Selain itu, juga bisa diasah dan
ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar
manajemen. Namun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan
berinteraksi dan beraktivitas dengan orang lain.
Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/perbedaan-softskill-dan-hardskill/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar